Selagi.id, Makassar – J&T adala salah satu perusahaan jasa pengiriman barang, yang saat ini berada pada diposisi harus mengganti barang milik pelanggan yang dititipkan dipercayakan kepada pihak J&T lantaran belum dapat diketahui kesalahan ada dipihak siapa.
Permasalahan tersebut disampaikan langsung oleh, Asisten Direktur J&T Express HQ Jakarta Ardian Salim di salah satu kantor pelayanan J&T di Makassar. Sabtu, (30/6/2018).
Menurutnya, kejadian terulang dan dengan cargo mascapai yang sama namun jumlah barang sedikit lebih banyak yaitu dengan Jumlah 12 koli, Berat timbangan 179 kilogram dan isi barang sebanyak 30 Pc dengan perincian total kerugian berkusar 120 juta rupiah.
Lanjut untuk permasalahan tersebut saat ini telah terlapor oleh pihak Polda Sulsel yang belum lagi usai permasalahan pada 12 juni lalu dan yang saat ini terjadi berupa 30 unit ponsel yang dikirim via J&T menuju Makassar.
Sementara dari penuturan pria yang disapa Arthur itu menyebutkan bahwa pihak cargo hanya mengatakan sebuah kelalaian yang tentunya dibantah oleh Asisten Direktur J&T Express HQ yang menganggap kehilangan tersebut ciri ciri kelakuan sindikat pencurian.
Arthur berharap pihak berwenang dapat melakukan investigasi lebih mendalam terhadap kehilangan barang milik J&T di salah satu cargo bintang lima itu. Dan berharap kepada kementerian perhubungan udara dapat lebih memperhatikan Sistem ground handing yang merugikan costoumer.
“Bagaimana sih dengan pelayanan cargo khususnya yang ada di Bandara Sultan Hasanuddin yang bertaraf internasional dengan sisi keamanan baik pemerintah ataupun terkait dengan regulasi angkasa pura yang di atensikan dapat kebohongan,” ungkapnya.
Seharusnya security harus lebih memperhatikan SOP di internal pelayanan cargo juga, bukan hanya pelayanan penumpang.
“Kami punya bukti BTB (Berat Timbang Barang) namun aneh yang tertulis 12 off 12 yang dalam artian kalau sudah di input oleh gudang jumlahnya 12 berarti barang klop 12, namun kenyataan setelah salah satu staff kami saat menarik barang beruntung melakukan pengecekan sehingga ketahuan kekurangan barang, yang dari pihak cargo membuat kesalahan input sistem sehingga barang menjadi minus 1,” Kata Ardian Salim.
Hal tersebut juga menimbulkan pertanyaan bahwa mereka menginput barang tersebut dasarnya darimana??
Ardian menjawab seharusnya itulah yang disebut manifest barang. Yaitu dengan jumlah barang yang turun dari pesawat. Berarti saat barang di input mereka tidak mencocokkan dengan fisik barang dan hal ini telah terjadi dua kali yang bukan kelalaian lagi. “Dirinya berharap ada perubahan khususnya di cargo barang untuk lebih diperbaiki dan di perhatikan lagi,” tandas Ardian (Rusdi)