Bantaeng, sulselexperience,com- Komando Distrik Militer (Kodim) 1410/ Bantaeng mengerahkan ratusan personel untuk menanggulangi bencana banjir di beberapa wilayah di daerah tersebut akibat intensitas hujan tinggi sejak Jumat (12/6) hingga Sabtu (13/6) dini hari.
“Untuk Kodim 1410 Bantaeng kita kerahkan 100 personel dan 70 personel lagi dari Yonif 726/Tamalatea. Kita juga dibantu tim Gabungan dari Polres, BPBD, SAR, Tagana maupun relawan bersama masyarakat di Bantaeng,” ujar Dandim 1410/ Bantaeng, Letkol Czi Tambohule Wula, Sabtu (13/6).
Diketahui bencana banjir tersebut, akibat hujan yang terus mengguyur hingga membuat Sungai Calendu dan Cekdam Balang Sikuyu jebol di sisi kanannya sehingga air bah merendam sejumlah rumah warga, pusat perdagangan dan beberapa fasilitas umum lainnya.
Beberapa wilayah yang terdampak banjir yakni kelurahan Pallantikang, Tappanjeng dan Malilingi, di Kecamatan Bantaeng. Kemudian Kelurahan Bonto Rita, Bonto asunggu, Bonto Atu, Bonto Lebang dan desa Bonto Jai di Kecamatan Bissappu serta desa Bonto Majannang di Kecamatan Sinoa.
Letkol Czi Tambohule Wula menambahkan banjir bandang juga menimbulkan kerusakan infrastruktur, di antaranya, sebuah jembatan sepanjang 10 meter, serta Jalan akses lingkar Selatan terputus sepanjang 40 meter yang berlokasi di Kampung Kaili.
“Ruas Jalan Para-para’ – Pandang-pandang rusak tertimbun tanah sepanjang, kurang lebih 200 m, tidak bisa dilewati. Lalu ruas Jalan Batayya 1 dan Batayya 2, banyak patahan pohon, dan timbun longsor menghalangi badan jalan sepanjang 1 Kilometer,” jelas Tambohule Wula.
Kemudian, Cek Dam Balang jebol dan patah pada sayap sebelah selatan di wilayah Bissappu sepanjang 30 m, Talud jembatan jalan nasional sungai Panaikang sepanjang 15 Mater di depan kantor camat Bissappu terhambat, dan Tanggul Sungai Balang Sikuyu sepanjang 500 meter di Garegea tertutup.
Tambohule Wula menyebutkan akibat bencana alam tersebut, menimbulkan kerugian, di antaranya akses jalan yang tidak bisa dilalui, pemutusan listrik mulai jam 18.00 hingga saat ini, kurangnya air bersih.
“Total ada kurang lebih 2.333 rumah rusak, kerugian ditaksir mencapai Rp25 Miliar. Pasar merugi sampai Rp4 Miliar. Pertokoan sekitar Jalan Mangga dan Jl. Manggis menimbulkan kerugian Rp 2 Miliar. Fasilitas perkantoran yaitu MPP, Server DUKCAPIL, Kantor Lurah Palantikang, Gedung Perpustakaan Daerah) mengalami kerusakan dengan perkiraan kerugian Rp 2 Miliar,” paparnya.
Dia melanjutkan, selain kerugian materi dan material, peristiwa tersebut juga menelan korban jiwa yakni Haerul Fatta Ampa, remaja 14 tahun yang terseret arus. Sementara beberapa korban lain yang masih selamat di tampung di tempat pengungsian.
Adapun delapan tempat pengungsian yang disediakan yakni, Gedung Muhammadiyah (PDM) jalan Raya Lanto sebanyak ada 35 orang, Masjid Jami tangnga2 Jalan Pahlawan ada 35 orang, SDInpres Tappanjeng, Jalan Nangka ada 25 orang.
Kemudian Masjid Nurul Yaqin Jalan Bangau terdapat 20 orang pengungsi, Mushollah BRI cabang Jalan Kartini ada 20 orang, Gedung PGRI lamalaka ada 25 orang, Masjid Cabodo Jalan Pahlawan 30 orang, dan posko induk covid sebanyak 5 orang.
“Saat ini semua personel gabungan, melakukan pengerukan timbunan longsor di ruas-ruas jalan agar segera bisa dilalui khusunya untuk evakuasi jika banjir melanda lagi,” pungkas Tambohule Wula.