Makassar, Experience – Angkatan Muda Partai Golkar Sulawesi Selatan bersama kader kader se Sulsel melakukan aksi unjuk rasa di kantor DPD Satu Partai Golkar Sulsel dijalan botolempangan Makassar Rabu (26/8/2020) menambah kisruh dinamika musda ke X Partai Golongan Karya
Aksi unjuk rasa tersebut sebagai rasa prihatin dan ungkapan kekecewaan kepada Ketua terpilih DPD Satu Golkar Sulsel Taufan Pawe disebabkan oleh sikap dan cara Ketua terpilih mengelola Partai Golkar yang sama sekali tidak mencerminkan seorang pemimpin yang memiliki visi yang jelas untuk mengembankan dan membesarkan Partai Golkar di Sulawesi Selatan.
Ketua terpilih dan seluruh anggota formatur yang telah di amanahkan oleh MUSDA X DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi selatan untuk membentuk kepengurusan selama 1 (satu) minggu. Akan tetapi, hingga hari ke 18, ini komposisi personalia kepengurusan Partai Golkar Provinsi Sulawesi selatan masa bhakti 2020-2025 belum juga selesai.
Orator Angkata Muda Partai Golkar Sulsel Rahmat dalam orasinya menjelaskan bahwa Ketua terpilih beserta seluruh formatur tidak memiliki itikad baik untuk segera menyelesaikan komposisi kepengurusan Partai Golkar Sulawesi selatan dengan masa bhakti 2020-2025. Dan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi selatan terpilih sama sekali tidak memiliki perhatian kepada 12 Kabupaten / Kota yang Pilkada, hal ini mengakibatkan Partai Golkar akan kesulitan untuk memenuhi target minimal 60%.
Rahmat saat orasi, meminta Kepada Ketua Terpilih agar mengundurkan diri sebagai Ketua / Ketua dan Formatur MUSDA X DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi selatan.
Rahmat juga meminta Kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bapak Airlangga Hartarto agar menginstruksikan kepada DPD Partai Golkar Sulawesi selatan untuk melaksanakan MUSDA kembali untuk memilih ketua / ketua Formatur yang tepat untuk memimpin Partai Golkar Sulawesi selatan.
Lanjut dirinya mengajak kepada seluruh kader muda partai Golkar se Sulawesi selatan agar membangun gerakan MENOLAK Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi selatan terpilih karena yang bersangkutan tidak memiliki itikad Balk dalam membangun Partai Golkar di Sulawesi selatan. (*)