Experience com, Makassar – Tim tinju Sulsel yang akan berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, mendapat tambahan amunisi. Setelah Ketua Dewan Ekonomi Indonesia Timur, Annar Sampetoding memberi apresiasi atas prestasi petinju Sulsel dan siap memberikan bonus, kali ini dua pengusaha Makassar siap memberi bonus bagi petinju Sulsel jika meraih prestasi di tanah Papua.
Apresiasi tersebut datang dari Harpen Ali. Pengusaha muda ini adalaj salah satu putra pengusaha dan politisi senior A. Reza Ali, owner PT Marina Grup yang mengelolah sejumlah jenis usaha. Di antaranya Ombak Cafe & Resto, hotel, Pulau Kayangan dan usaha lainnya.
Pengusaha lainnya yakni Fatra Zaenal, owner PT.Fatra Anugrah Suryatama (Fast Oil) Group. Pengusaha tambang ini malah menjanjikan bonus khusus bagi petinju Sulsel yang mampu meraih prestasi.
‘’Pokoknya medali apapun saya akan berikan bonus. Ini bentuk apresiasi saya atas hasil perjuangan para petinju Sulsel yang bertarung di PON Papua,” tegas Patra usai menyerahkan jersey latihan bagi para atlet dan pelatih tinju Sulsel di Cafe Ombak, Jl. Ujungpandang No. 6 Makassar, Senin (20/9/2021).
Penyerahan bantuan yang dirangkaikan dengan pelepasan atlet tinju Sulsel oleh Ketua Pengprov Pertina Sulsel turut dihadiri mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Pertina Sulsel A Reza Ali, manajer tim tinju Sulsel PON XX Papua, Muh Tawing, dan sejumlah pengurus Pertina Sulsel.
Adi Rasyid Ali mengaku salut atas perhatian yang diberikan oleh para pengusaha di Makassar. Wakil Ketua DPRD Kota Makassar ini menyebut tidak banyak pengusaha yang peduli dan mau berkorban, baik waktu apalagi materi untuk kemajuan olahraga di Kota Makassar.
‘’Banyak pengusaha kaya di Makassar, bahkan di Sulsel. Tapi tidak banyak pengusaha yang mau berkorban. Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Apalagi anggaran yang digelontorkan oleh Pemprov Sulsel untuk para atlet dan pelatih dalam rangka persiapan PON sangat minim. Sekecil apapun bantuan para pengusaha sangat berarti bagi kami,” kata ARA yang juga Ketua Pengurus Daerah Indonesia Off-road Federation (Pengda-IOF) Sulsel ini.
Hal senada dikatakan manajer tim tinju Sulsel, Muh Tawing. Ia juga merasa terbantu. Apalagi di PON XX kali ini pengurus cabang olahraga (Cabor) yang sudah berupaya membina atlet dari nol hingga meraih tiket menuju ajang multi event tersebut sama sekali tidak diakomodir oleh Dispora Sulsel dengan alasan keterbatasan anggaran.
‘’Anggaran PON yang disiapkan oleh Pemprov Sulsel hanya Rp 30 miliar. Itupun hanya rp 20 miliar yang dikelolah oleh KONI Sulsel. Selebihnya Rp 10 miliar dikelolah oleh Dispora Sulsel untuk keperluan TC dan perlengkapan kontingen berbasis kinerja,” jelas Tawing yang juga Ketua Pengkot Pertina Makassar tiga periode ini.
Untuk diketahui di PON XX Papua yang berlangsung 2 sampai 15 oktober 2021 Sulsel meloloskan lima petinjunya. Masing-masing edmpat putra dan satu putri. Petinju putra yakni Haris Mongga kelas 91 kg, John Yambe, kelas 75 kg, Daud Fairyo kelas 64 kg dan Josua Holy Masihor, kelas 52 kg.
Nama terakhir merupakan petinju andalan Sulsel yang diharapkan bisa membawa pulang medali emas. Petinju berusia 21 tahun ini dibebankan medali emas karena alasan saat ini dia masih terbaik di kelasnya.
Holy adalah salah satu putra Dufri Masihor, petinju Sulsel peraih medali emas PON dan petinju Indonesia peraih medali emas SEA Games. Ia juga diamanahkan oleh Pengprov Pertina Sulsel menjadi pelatih bersama pelatih tinju senior Sulsel Albert Lala’ar.
Satu lagi petinju Sulsel yang diharap pulang membawa medali adalah Hindriawati Haer. Satu-satunya petinju putri Sulsel kelahiran Kepualaun Selayar ini akan bertarung di kelas 54 kg.
(Rls/U Dg.Nai)