Makassar, Experience – Mencermati perkembangan kondisi dan dinamika atmosfer terkini menunjukkan terjadinya peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat menyebabkan penambahan massa udara basah, pola pertemuan massa udara (konvergensi) dari Laut Jawa hingga Sulawesi, dan adanya Madden Julian Oscillation (MJO) atau fase basah yang bergerak menuju Indonesia bagian Tengah. Kondisi dinamika atmosfer tersebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulawesi Selatan.
Telah terjadi peningkatan intensitas curah hujan secara berturut-turut dengan kategori lebar hingga ekstrem
(50mm/hari) dalam kurun waktu satu pekan terakhir pada beberapa pos pengamatan curah hujan di Kab.
Pangkep, Barru hingga Kota Pare-Pare.
Tercatat curah hujan pada tanggal 01 Januari 2020 di Bojo Kab. Barru
sebesar 76 mm, di Mandalle Kab. Pangkep sebesar 91 mm, dan di Labakkang Kab. Pangkep sebesar 60 mm.
Pada tanggal 02 Januari 2020 curah hujan di Bojo Kab, Barru sebesar 7o mm, di Mandalle Kab. Pangkep sebesar 95 mm, dan di Labakkang Kab. Pangkep sebesar 60 mm.
Pada tanggal 03 Januari 2020 curah hujan di Bojo Kab. Barru sebesar 77 mm, di Palanro Kab. Barru sebesar 138 mm. di Palakka Kab. Barri sebesar 120 mm, di Mandalle Kab. Pangkep sebesar 82 mm, dan di Labakkang Kab. Pangkep sebesar 52 mm. Kecepatan angin tertinggi tercatat di Paotere sebesar 31 knot (57.41 km/jam).
Dalam 4 hari kedepan menurut prakiraan BMKG pada (09 hingga 12 Januari 2020), hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang diprakirakan masih dapat berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian Barat meliputi Kab/Kota. Pinrang, Pare-Pare, Barru, Pangkep Kepulauan, Maros, dan Makassar.
Wilayah Sulawesi Selatan bagian tengah meliputi Kab. Soppeng dan Sidenreng Rappang, Wilayah Sulawesi Selatan bagian Utara meliputi Kab. Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu, dan Toraja Utara. Serta potensi angin kencang di pesisir barat, selatan, dan timur Sulawesi Selatan.
Selain itu masyarakat dihimbau agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan.
Gelombang dengan ketinggian 1.25-2.5 m terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan Spermonde Makassar, Perairan Pare-Pare, Perairan Sabalana, Perairan Selayar, Teluk Bone bagian selatan, dan Laut Flores bagian barat. Rough Sea (Gel. 25-4.0 m) terjadi di Laut Flores bagian utara, Laut Flores bagian timur, dan Perairan Pulau Bonerate-Kalota
Melalui pesan siaran pers BMKG menghimbau masyarakat dan pengguna layanan transportasi darat/laut/udara agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi. angin kencang, dan gelombang tinggi yang akan terjadi pada 4 hari kedepan (09-12 Januari 2020).
Antara lain potensi banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, meluapnya area tambak budidaya, dan keterlambatan jadwal penerbangan pelayaran Masyarakat diharapkan tetap memperhatikan informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik. (*)
Sumber ; BMKG