Mengakhiri pembelajaran semester genap 2020/2021, ITB Kalla mengirimkan 34 mahasiswa untuk mengikuti program Live In and Field Research di Kec. Tompobulu Kab. Maros dan 3 orang mahasiswa lainnya diberangkatkan ke Kab. Luwu dalam rangka Bina Desa pada 15 Agustus lalu.
Peserta kegiatan tersebut adalah mahasiswa yang mengambil mata kuliah Study of Human Society (SHS) dan penerima beasiswa pendidikan Yayasan Hadji Kalla. Masing-masing ditempatkan di desa Bontosomba, Bontomanurung, Bontomatinggi dan Bontomanai Kec. Tompobulu Kab. Maros selama 5 hari, dan di Desa Malewong serta Desa Kaili di Kabupaten Luwu yang berlangsung selama 2 pekan.
Program ini di bawah kordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan Program Studi Kewirausahaan ITB Kalla.
Peserta Live In & Field Research di Kab. Maros menjalani program selama kurang lebih 5 hari dengan agenda kegiatan melakukan penelitian lapangan terkait analisis potensi desa. Didampingi oleh dosen pembimbing, diharapkan output kegiatan ini dapat menghasilkan ide penelitian dan pengabdian masyarakat. Mahasiswa akan saling berkordinasi untuk dapat memperoleh data ekonomi, sosial dan budaya di masing-masing desa. Kondisi keempat desa yang berada di Kec. Tompobulu tersebut adalah desa tertinggal yang masih memiliki sejumlah keterbatasan utamanya pendidikan, infrastruktur jalan raya dan jaringan telekomunikasi.
Begitu pun dengan mahasiswa yang diberangkatkan ke Kab. Luwu pada 17-30 Agustus mendatang. Mereka bergabung dengan 6 mahasiswa calon penerima beasiswa Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Hadji Kalla dan melakukan pendampingan program Desa Bangkit Sejahtera Yayasan Hadji Kalla. Program pendampingan yang dilakukan diantaranya, pemberantasan buta aksara, program kesehatan ibu dan anak, program pelatihan ekonomi dll.
Andi Tenri Pada, selaku Ketua LPPM ITB Kalla menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan orang tua terhadap program ini.
“Selain mewajibkan calon peserta untuk vaksin lengkap dan melakukan rapid test pada 1-H pemberangkatan, izin orang tua/wali sangat penting sebagai bentuk dukungan berlangsungnya program di tengah situasi pandemic ini. Kami satu pemahaman bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu untuk membangun karakter diri positif pada mahasiswa sekaligus mendekatkan pembelajaran teoritis yang diperoleh di kampus dan praktek dari lapangan langsung,” ungkapnya
“Hidup yang serba praktis, cepat dan mudah tentu memberikan efek pada gaya hidup dan cara mahasiswa memandang dunia. Hidup di desa, jauh dari kenyamanan, jauh dari akses internet memberikan peluang bagi mereka untuk menggali dan merefleksikan kembali apa yang selama ini mungkin tampak biasa bagi mereka. Di desa, mereka leluasa untuk berdialog dengan alam, menyapa petani, berbagi kebahagiaan dengan anak-anak, dan menemukan banyak hal baru bagi mereka,” tambah dosen muda prodi kewirausahaan tersebut.
Rektor ITB Kalla, Syamril ST.,M.Pd yang turut hadir pada pelepasan mahasiswa melalui aplikasi zoom menitip pesan kepada segenap peserta agar senantiasa menjaga nama baik institusi di mana pun berada.
“Jagalah nama baik ITB Kalla, Yayasan dan juga Kalla Group. Pasti banyak pengalaman berharga yang akan kalian dapatkan dan rasakan manfaatnya dalam jangka panjang. Jangan lupa pada value Kalla yaitu kerja ibadah, apresiasi pelanggan, lebih cepat, lebih baik dan aktif bersama yang harus menjadi spirit pengabdian di desa nantinya,” tegas Syamril.
Kegiatan pelepasan mahasiswa Bina Desa tersebut dilaksanakan secara virtual dengan dihadiri unsur pimpinan ITB Kalla bersama dengan Program Manager Economic & Social Care Yayasan Hadji Kalla.