OPINI: Toleransi Daring Online

Sulselexperience.com, Makassar — Antara mahasiswa, daring online dan dosen yang terhormat. Ada hal yang jauh lebih penting yang harus di pertanyakan saat ini yang menjadi keresahan dan keluh kesah terhadap seorang mahasiswa. Hal ini yang sering di jumpai dan di dengar bagaimana realita mahasiswa menghadapi daring online di tengah pandemi covid-19.

Kenapa daring online ini muncul?

Siapakah diantara kita yang akan diberi toleransi akan daring online ini ?

Hal yang harus diketahui lebih dahulu di tengah kondisi bangsa saat ini yang lagi dilanda musibah berupa virus covid-19 atau virus corona yang berasal dari kota Wuhan, Cina. Hal ini membuat masyarakat, mahasiswa dan para pelajar menjadi khawatir dengan adanya penyebaran wabah covid-19. Sedangkan kita ketahui, penyebaran covid-19 ini telah meluas memakan banyak korban sampai meninggal dunia, hingga beberapa kota dan provinsi yang ada di indonesia telah mewabah covid-19 serta menghantarkan seluruh aktivitas masyarakat di semua tingkatan harus terbatasi.

Kebijakan pemerintah untuk mencegah mewabahnya covid-19 yaitu salah memberhentikan segala aktivitas masyarakat, aktivitas pendidikan dan aktivitas pekerja dan lain-lain. Hal yang menjadi kebijakan pemerintah yang membuat kekhawatiran masyrakat dalam kebutuhan pokok dan sumber ekonomi makin terbatas.

Kebijakan kedua pemerintah menghimbaukan seluruh perguruan tinggi dan tingkat pelajar untuk menggunakan metode daring online yang dimana pembelajaran tidak dilakukan lagi dikampus, secara otomatis tidak bertatap muka lagi, beberapa aspek penggunaan daring online yaitu memiliki Hp Android, memiliki Kouta yang terjangkau, memiliki jaringan yang Stabil. Kemudian, jika aspek itu terpenuhi semua orang bisa menggunakan belajar daring online.

Yang menjadi sebuah permasalahan ketika proses daring online dilaksanakan dirumah banyak hal sesuatu Yang menjadi penghambat belajar daring online ini menjadi realita seorang mahasiswa, tugas makin numpuk, belajar online tidak kondusif, absen kehadiran mahasiswa juga tidak kondusif, disebabkan keterbatasan Kouta, jaringan, dan ekonomi saat ini menurun. Sehingga ada hal yang dirugikan. Ini menjadi curhatan seorang mahasiswa ketika melihat temannya yang sedang belajar daring online, apalah daya seorang mahasiswa yang tak memiliki Android, tak memiliki jaringan yang stabil, tak memiliki kouta yang terjangkau. Ketika dosen membawakan materinya ketika itu pula dosen mengabsen, suatu kerugian bagi orang yang tak memenuhi aspek tadi tersebut, kehadirannya menjadi alpa, materi menjadi terhambat, tugas makin banyak. Karena Daring online yang tidak efektif.

Berbicara toleransi adalah suatu kebijakan yang harus dipenuhi melihat realita dan kondisi yang tidak efektif dalam penggunaan pembelajaran daring online yang dilaksanakan dirumah. Yang notabenenya, tidak lagi belajar tatap muka secara langsung menjadi proses penghambatan penyampaian materi bagi orang yang tak memiliki jaringan yang stabil, kouta terbatas. Apalah daya bagi mahasiswa yang tinggal di pemukiman desa yang sangat terbatas jaringan. Usaha mahasiswa, pejuang mahasiswa ketika diberi tugas mereka tetap berusaha melaksanakan tugasnya walaupun mereka tahu dirinya alpa. Walaupun nanti tugas itu tak bernilai karena faktor kehadiran yang tidak memadai.

Harapan besar saya selaku mahasiswa terhadap apa yang saya tuliskan ini menjadi toleransi dan kebijakan pihak perguruang tinggi serta pihak pengajar maupun pendidikan lain. Nilai Yang sangat berpengaruh dalam kampus ialah nilai kehadiran sama hal nya dengan kehadiran daring online. Dengan harapan dan keinginan ini bisa memberikan Toleransi kehadiran mahasiswa, dan untuk pemerintah agar lebih bisa lagi memberikan fasilitas terbaik untuk Daring online.

“Itulah keresahan dan keluh kesah kami seorang mahasiswa yang mengantarkan jiwa kami ini untuk tetap menulis, hati fikiran yang membuat pena ini terus mengukir realita masa depan kami,” jika ada tulis yang membuat kita nyaman jadikan itu inspirasi untuk menulis dan berkarya”.

Penulis : Hajir (Aktivis Mahasiswa Muhammadiyah).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan