Selagi.id, Jakarta – Indonesia Mencari Perdamaian dengan LSM Internasional Pengacara, pakar pendidikan, pemimpin agama, kelompok pemuda dan perempuan.
Jurnalis di Indonesia juga berkumpul untuk menempa solidaritas dan kohesi sosial melalui langkah-langkah pembangunan perdamaian yang diajukan oleh sebuah LSM internasional.
Budaya surgawi, perdamaian dunia, pemulihan terang (HWPL), adalah sebuah LSM internasional yang berafiliasi dengan ECOSOC PBB, mengadakan acara dari 27-30 Januari untuk meningkatkan kesadaran akan pembangunan perdamaian di Indonesia.
Apakah ini?
Asosiasi Pengacara Indonesia Himpunan Advokat Pengacara Indonesia (HAPI), membahas bagaimana mengembangkan deklarasi perdamaian dan penghentian perang (DPCW) yang disusun oleh HWPL untuk menetapkan undang-undang internasional untuk perdamaian sebagai dokumen yang mengikat secara hukum baik di tingkat nasional maupun internasional yang setelah meninjau dan setuju untuk mendukungnya.
Dr. Hj. Elza Syarief selaku ketua HAPI mengatakan, “DPCW berisi ketentuan yang pada dasarnya menghentikan kegiatan perang. Jadi pemberlakuan DPCW adalah jawaban pasti atas akhir perang dan pencapaian perdamaian.” isi pesan tertulis humas HWPL Rabu (7/02/2018). Selagi.id
Untuk mendapatkan penerapan DPCW di Indonesia, HWPL telah mempromosikan ‘Kampanye Perdamaian Legislate’ bekerjasama dengan masyarakat sipil termasuk pemuda dan wanita. Tambahnya
Lanjut menurut dia ada 3.000 pemuda dan wanita berkumpul di Bundaran HI Jakarta untuk berpartisipasi dalam “Walk of Hope for Peace & Harmony”, yang menyerukan pelaksanaan DPCW melalui partisipasi masyarakat dalam pembangunan perdamaian.
Sementara rencana akan diadakan MoU pada 29 february mendatang untuk menerapkan pendidikan perdamaian praktis bagi kaum muda.
“Upacara penandatanganan MOU Peace Academy MOU dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta” jelas humas HWPL melalui pesan tertulis
MOU pendidikan perdamaian dengan HWPL telah ditandatangani oleh 11 sekolah di Indonesia. Saat ini, 140 sekolah di seluruh dunia termasuk Filipina, Israel, dan India telah ditunjuk sebagai Akademi Perdamaian HWPL untuk mengenalkan pendidikan perdamaian bagi siswa.
Gerakan perdamaian para ahli hukum, bidang pendidikan, dan masyarakat sipil, dan sekitar 220 pemimpin agama Indonesia menghadiri “Konferensi Pemimpin HWPL Indonesia” dan setuju untuk bekerja dalam kerja sama agama dan memainkan peran sebagai pemimpin agama untuk mencapai perdamaian.
Apakah ini?
Ketua bidang pendidikan majelis tinggi agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) menjawab, bahwa “Tidak akan ada lagi kekacauan atau perang bila setiap orang bersedia membagikan pesan perdamaian ke seluruh dunia. Mr. Mulyadi Liang, mengambil inisiatif ini dengan mendidik anak-anak kita sejak dini tentang pentingnya toleransi dan kehidupan yang harmonis. ”
Kami berharap planet kita bebas dari perang. Dalam hal ini, kita memiliki solusi praktis untuk mencapai perdamaian. Tandas Mr. Mulyadi Liang.
Diketahui bahwa ketua HWPL, Man Hee Lee, mengatakan bahwa DPCW, telah siap dengan 10 artikel dan 38 klausul yang dibuat oleh ahli hukum internasional dan telah membuat komitmen untuk mengadvokasi dan mempromosikannya secara global dengan politisi, pemimpin agama, perwakilan masyarakat sipil.
“Dengan ini, dunia damai akan menjadi kenyataan. “tutup Man Hee Lee, Ketua HWPL dalam pesan tertulis itu. (*)