Bertemakan Forest and Education Cara UPT KLHK Sulsel Peringati Hari Hutan Sedunia

Liberalnews, Makassar Hari Hutan sedunia pertama kali diperingati tahun 2013 lalu dan berdasarkan atas resolusi PBB pada 28 November 2012. Peringatan ini akan dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 21 Maret untuk saling berbagi mengenai visi misi kehutanan dan kaitannya dengan perubahan iklim di seluruh dunia serta strategi yang harus dilakukan.

Hutan merupakan media sekuestrasi karbon yang utama. Selain ekosistem, populasi manusia terutama masyarakat adat di sekitar hutan sangat bergantung pada hasil hutan non-kayu untuk penghidupan mereka bahkan setiap Hari Hutan Internasional, negara-negara didorong untuk melakukan upaya lokal, nasional dan internasional untuk mengatur kegiatan yang melibatkan hutan dan lpohon, seperti kampanye penanaman pohon.

Hari Hutan International (HHI), Day Of Forrest,  21 Maret 2019, lingkup UPT KLHK Sulawesi Selatan menggelar kegiatan yang bertemakan “forest and education” (Hutan dan Pendidikan) yang berlangsung di kantor P3E Suma. Kamis (21/3/2019) liberalnews.net

Kali ini dalam menyemarakkan HHI, 14 UPT Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sulawesi Selatan bersama pemerintah Provinsi Sulsel dan forum fungsional LHK Sulsel 2019 -2022, menggelar talkshow dengn pemateri, Ka P3E Suma Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si. yang mewakili kadis pengelolaan lingkungan hidup Provinsi, dan Dra. Andi Isma. M. Hum (koordinator fungsional pengawas lingkungan hidup dinas PLH Provinsi Sulsel) serta Hunggul Yudono, SHN. (Peneliti Madya Balai Litbang LHK Makassar).

Kepala balai besar konservasi sumber daya alam (BBKSDA) Sulsel, Ir. Thomas Nifinluri saat ditemui mengatakan bahwa dalam memeriahkan HHI lingkup BBKSDA dilaksanakan dengan gerakan tanam pohon bersama dilingkungan kantor dan kampanye menjaga hutan konservasi di wilayah kerja BBKDSA Sulsel.

Bacaan Lainnya

“Wilayah kerja BBKSDA Sulsel dan Sulbar mengelola 15 resort dengan luas Kawasan konservasi hamper 400 ribu Ha. Kawasan konservasi dengan tipe ekowisata beragam ini mulai dari danau, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan yang menawarkan site pembelajaran (learning site) dan wisata yang menarik kepada masyarakat luas khususnya kaum generasi muda,” papar Thomas

Saat ditanya tentang potensi wisata alam di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dirinya menjabarkan beberapa site milik KSDA yang bisa dijadikan lokasi belajar di alam seperti Taman Nasional Gandang Dewata

Taman Nasional Gandang Dewata

TWA Nanggala III

TWA Nanggala III

 

TWA Cani Sirenreng

Sementara untuk site pembelajaran tersebut kata Thomas Nifinluri dapat dikelola nelalui 10 cara baru kelola kawasan konservasi yang memerlukan kerjasama, kolaborasi kemitraan bersama masyarakat, dan pendekatan sains maka peran dan fungsi kawasan konservasi semakin strategis Untuk menjadi eco-edu forest atau sebagai tempat belajar tentang hutan dan alam. Kuncinya. (Ely/)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan