Selagi.id, Gowa – Berawal dari kegiatan masyarakat yang melakukan kerja bhakti renovasi salah datu masjid yang berda di lingkungan cikoro, kelurahan malakaji kecamatan tompobulu kabupaten Gowa penganiayaan terjadi terhadap seirang Imam, Khatib yang jyga sebagai salah satu panitia renovasi masjid.
Ustad Ilyas mendapatkan perlakuan buruk dari seseorang yang dikenal jagoan (preman kampung) bernama Maleng, Rabu 14 april 2018 lalu hanya karena miskomunikasi pembahasan hasil perkebunan.
Saat itu korban, pelaku dan pak lurah sedang berbincang hangat layaknya silaturahmi antara masyarakat mengisi waktu rehat pengerjaan renovasi masjid. Terang ustad Ilyas saat dikonfirmasi Kamis (03/5/2018) Selagi.id
Pembahasan pun mulai memyinggun terkait kopi dari mulut lurah yang mengatakan bahwa hasil kopi pak maleng (pelaku) sangat bagus dan bisa di jadikan bibit unggul terbaik kata pak lurah yang kembali menyambung bahwa tetapi entah kenapa pihak perkebunan saat ini sudah tidak pernah bertandang krkampung ini. Kata pak lurah.
Namun dengan pemikiran logis sang Imam Ustad Ilyas (korban) berkata mungkin ada sesuatu pak lurah sehingga pak Anwar dari perkebunan hingga saat ini tak ada kabar berita. Tandas Ustad Ilyas.
Lanjut korban pun memberi saran kepada pelaku pemilik kopi yang rencana di tinjau pihak perkebunan agar memasukkan jenis kopinya untuk disertifikasi.
“Mungkin sebaiknya pak maleng melakukan sertifikasi untuk meyakinkan kualitas kopi bapak kepada pihak perkebunan” ucap ilham.
Mendengar kata korban, Maleng sang pelaku pengniayaan menampik lagi dengan bahasa judes bahwa meski tanpa perkebunan kopi saya juga laku 20 ribu/liter.
“Biar bukan perkebunan kopiku lakuji dengan harga 200 ribu se liter” kata pelaku yang langsung melakukan pemukulan terhadap korban.
Namun karena enggan mengganggu aktivitas warga yang merenovasi masjid akhirnya Ustad Ilyas tidak melakukan perlawanan sehingga dirinya hanya berencana menempuh jalur hukum.
Hal tersebut pun telah di adukan ke jajaran polsek malakaji namun hingga kini pelaku masih tetap berkeliaran menebar teror kepada Ustad Ilyas dan masyarakat yang coba berpihak kepada korban. (Halim)