Liberalnews, Dar es Salaam – Marlina the Murderer in Four Acts masuk ajang kompetisi film internasional di Tanzania, sinema zetu international film festival (SZIFF) 2019 adalah sebuah kabar membanggakan bagi dunia perfilman Indonesia.
23 Februari 2019, kemarin di Dar es Salaam, Tanzania, salah satu film Indonesia, Marlina, the Murderer in Four Acts (tahun 2017) berhasil masuk ke dalam nominasi kategori yang dikompetisikan dalam malam penghargaan 2nd Sinema Zetu International Film Festival (SZIFF) 2019, sebuah ajang kompetisi film internasional di Tanzania untuk mendapatkan “Sinema Zetu Awards”.
Selain dari Tanzania sebagai tuan rumah, festival tersebut juga diikuti oleh 19 Negara lainnya, di antaranya Indonesia, Afghanistan, China, Estonia, Jerman, Kenya, India, Italia, Iran, Nigeria, Filipina, Thailand, Turki, Korea Selatan, Afrika Selatan, Spanyol, Uganda and Zambia.
Sejumlah kategori yang dikompetisikan dalam SZIFF ini adalah Best Film, Best Director, Best Actor, Best Actress, Best Screenplay, Best Editing, Best Music, dan Best Photography. Adapun Film Marlina, the Murderer in Four Acts masuk dalam nominasi kategori best photography duta besar Indonesia untuk Tanzania, Prof. Dr. Ratlan Pardede, diundang sebagai tamu kehormatan dalam Acara tersebut dan diminta naik ke panggung memberikan penghargaan kepada pemenang untuk kategori Best Director World Cinema yang dijuarai oleh film asal Iran berjudul Golnesa dan film asal India berjudul Ee.Ma.Yau.
Melalui Duta Besar Ratlan Pardede memberikan sambutan pembukaan untuk nominasi kategori Best Director World Cinema, dengan menggunakan bahasa Swahili, para tamu hadirin menyambutnya dengan bersorak gembira.
Marlina, the Murderer in Four Acts (tahun 2017) adalah Film Indonesia yang diproduksi oleh Cine Surya Film dan disutradarai oleh Mouly Surya, dan dibintangi oleh sejumlah artis ternama Indonesia yaitu Marsha Timothy, Yoga Pratama, Egy Fredly, dan Dea Panendra. Berlatar belakang di Wilayah Sumba, Nusa Tenggara Timur, Marlina, the Murderer in Four Acts merupakan sebuah film drama yang membawakan kisah mengenai perjuangan perempuan yang mencari keadilan.
Sebelumnya, film tersebut telah melanglang dari Cannes Festival hingga Toronto International Film Festival. Namun pada malam penghargaan Sinema Zetu International Film Festival tersebut film Marlina the Murderer in Four Acts belum berhasil membawa piala penghargaan dalam kategori Best Photography. Kategori ini dimenangkan oleh film asal Tanzania berjudul, Hadithi za Kumekucha Fatuma.
Rama selaku produser film Marlina the Murderer in Four Acts mengatakan bahwa saya senang sekali kalau film Indonesia bisa sampai di Tanzania, semoga Marlina dapat mewakili keberagaman yang dimiliki Indonesia, yang penting sudah berpartisipasi saja sudah senang.
Masuknya Film Indonesia dalam SZIFF tersebut turut meningkatkan citra positif Indonesia di negara akreditasi KBRI Dar es Salaam. Hal ini sejalan dengan upaya KBRI Dar es Salaam untuk terus mengintensifkan promosi budaya dan wisata Indonesia di Dar es Salaam, antara lain melalui sejumlah program baru yang dicanangkan untuk tahun 2019 ini,yaitu penyelenggaraan kursus Bahasa Indonesia, Festival Film Indonesia, serta Festival Budaya Indonesia.
Duta Besar Ratlan Pardede mengatakan bahwa film Marlina, the Murderer in Four Acts dapat masuk dalam sebuah ajang kompetisi film Internasional di Tanzania untuk kategori Best Photography adalah suatu hal yang sangat membanggakan. Karena dengan begitu film Indonesia tidak hanya diketahui oleh warga Indonesia saja, namun dapat dikenal oleh masyarakat di Afrika, yakni Tanzania.
Selain itu Duta Besar Ratlan Pardede juga berharap agar semakin banyak film Indonesia yang masuk ke pasar Tanzania dan negara lainnya, ia juga mengatakan agar para sineas muda di tanah air semakin giat menghasilkan karya berkualitas dalam industri kreatif, salah satunya perfilman. Sehingga dapat memperkenalkan film Indonesia di kancah Internasional.
KBRI Dar es Salaam berkomitmen untuk terus meningkatkan citra positif Indonesia di Negara Akreditasinya melalui rangkaian program promosi terkait ekonomi, politik, sosial, dan budaya. (*)