Selagi.id, Makassar – Mayjend TNI Agus Surya Bakti yang juga Pangdam XIV/Hasanuddin terhitung mulai hari ini, Senin (09/07) resmi menyandang gelar Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Hasanuddin Makassar, setelah mempertahankan tesis di depan para pengujinya. Tesis yang dipertahankan berjudul “Strategi Komunikasi TNI AD dalam Binter pasca konflik Poso di wilayah Sulawesi”. Tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Aries Dwiyah Aristina Pulubuhu yang juga Rektor Unhas, Dr. Hasrullah dan Dr. Muh. Farid.
Prof. Dr. Hafied Cangara yang membacakan nilai dari para penguji mengatakan bahwa secara kumulatif nilai yang diperoleh Mayjend TNI Agus SB adalah 92,8 dengan sangat memuaskan.
“Tesis ini sangat kaya data dan metologi, sehingga memiliki kualitas yang begitu memuaskan. Semua pertanyaan yang dibolak balik dari aspek metologi, fakta dan temuan semuanya dapat dijawab oleh Pak Agus dengan baik, ini menunjukkan bahwa Tesis ini dibuat sendiri oleh Pak Agus,“ jelas Rektor Unhas Makassar Ir Aries Dwiyah Aristina pulu Buhu.
Nilai yang dicapai oleh Mayjen TNI Agus SB, kata Prof. Hafied, merupakan nilai tertinggi yang pernah diraih dijenjang Pasca Sarjana Jurusan Komunikasi Unhas, sehingga Pak Agus SB bisa langsung mendaftar kejenjang S-3.
Dalam kesempatan itu Mayjend TNI AD Agus SB menyampaikan sepatah kata, tak mampu menahan rasa haru bahagia karena nilai akademik yang dicapainya serta kenangannya terhadap kedua orang tuanya yang tingkat pendidikannya hanya Bachelor of Arts (BA).
“Salah satu alasan saya melanjutkan kuliah ke S-2, karena ayah saya yang tingkat pendidikannya hanya sampai BA dan berprofesi sebagai guru. Kalau mengingat keduanya yang sudah meninggal saya selalu terharu,“ ujar Mayjen TNI Agus SB sambil menundukkan kepala.
Salah satu temuan menarik penilian ini adalah bahwa pesan yang disampaikan melalui strategi komunikasi dalam Binter yang dilaksanakan oleh TNI AD. Dimana masa konflik berfokus pada upaya memperkecil eskalasi konflik dan mencegah terjadinya letupan kekerasan. Sedangkan pesan yang disampaikan melalui strategi komunikasi dalam Binter pasca konflik diorientasikan untuk membangun perdamaian oleh komunitas-komunitas yang pernah terlibat konflik.
Penilian yang menggunakan pendekatan kualitatif ini, mengambil informan dari komunitas Islam dan non Islam serta mantan teroris. Salah satu temuan menarik adalah bahwa mantan teroris Islam telah mengalami proses deradikalisasi melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh TNI AD melalui Binter. Bahkan Arifuddin Lako, salah seorang mantan Napiter, telah membuat film berdurasi 40 menit dengan judul “Jalan pulang yang berkisah tentang proses kesadaran mereka dari ideology radikal ke pangkuan ibu pertiwi dan film ini menjadi salah satu instrument untuk membangun perdamaian di Poso dengan para mantan Napiter maupun kombatan dari kelompok non Islam” (Adhi)