Liberalnews, Soppeng – Derasnya arus luapan sungai Walanea menerjang pemukiman penduduk dan areal persawahan di beberapa wilayah Kabupaten Soppeng, ternyata mampu diantisipasi personel Kodim 1424/Soppeng dengan mengevakuasi langsung korban banjir. Minggu.(09/06/2019)
Sejumlah anak-anak dan orang tua diungsikan oleh aparat Kodim ke tempat yang lebih tinggi, namun masyarakat banyak yang bertahan di rumahnya untuk menjaga harta bendanya, karena rata-rata rumah panggung sehingga tidak menjadi kendala bagi mereka yang masih bisa bertahan.
Keterangan dari Dandim 1423/Soppeng Letkol Arm Catur Prasetyo SE, mengatakan bahwa akibat curah hujan yang tinggi sehingga debit air sungai Walanea pun meluap, menerjang areal persawahan dan lahan kering serta pemukiman penduduk.
“Terdapat 18 desa maupun kelurahan yang berada di 7 kecamatan wilayah kabupaten Soppeng yang terdampak dari terjangan banjir Sungai Walanea” ujarnya
“Saat ini belum ada laporan korban jiwa, harta benda masyarakat masih dikalkulasi oleh pemerintah, namun ratusan rumah terendam dan ribuan areal persawahan serta lahan kering ikut terendam pula”, sambungnya
Ketinggian air yang paling parah mencapai 150 cm melanda di kampung Marosa dan kampung Simpang Jeruk Kelurahan Ujung Kecamatan Lilirilau sehingga jalan poros yang menghubungkan Soppeng-Wajo tidak bisa dilewati.
Demikian pula yang melanda kecamatan Ganra, luapan air sungai Walanae melewati atas tanggul sehingga desa
Pekka Salo dan Aliwangen pun terendam serta jalan poros Lompule ke Wajo terputus.
“Saya kerahkan personel Kodim untuk membantu masyakat dengan menggunakan rakit, ban bekas dan sarana yang bisa digunakan untuk evakuasi warga”, ucap Dandim.(@).