Webinar Virtual Meretas Jalan Satwa Liar Kembali ke Alam, Kabalai KSDA Sulsel Sebut Sinyal Kuat Pentingnya Kelestarian Kehati

Makassar, experience, – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam ( BBKSDA) Sulawesi Selatan menggelitik 1000 peserta saat menyelenggarakan webinar dengan judul “Meretas Jalan Satwa Liar Kembali ke Alam dimasa Pandemi Covid-19” .

Webinar berlangsung Jumat, (29/5) kemarin, diikuti 1000 orang berasal dari berbagai kalangan, pemerintah, Swasta, NGO, Akademisi, Mahasiswa, Asosiasi, Komunitas, Pemerhati, Insan pers dan kelompok pemuda dan perempuan berasal dari seluruh Indonesia digelar serangkaian Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2020 yang bertema “Our solution are in nature”.

Menurut Ir. Thomas Nifinluri. M. Sc, Kepala Balai Besar KSDA Sulsel, kepada sulselexperience.com Sabtu (30/5/202) mengatakan tema ini memberi pesan kuat arti pentingnya kelestarian kehati pada masyarakat, keluarga dan lingkungan dengan nilai-nilai untuk menjaga, merawat dan melestarikan kehati (Satwa).

Sebagai penyelenggara Webinar, Thomas menjelaskan, bahwa lndonesia sebagai negara mega biodiversity memiliki kekayaan sekitar 17% kehati di dunia yang terdiri 13% Mamalia,14 % Reptil, 17% Burung, 10000 jenis Pohon. Meskipun kaya, namun Indonesia dengan kekayaan sebanyak 300.000 jenis satwa liar diantaranya terancam punah yaitu 184 jenis mamalia, 119 jenis burung, 32 jenis reptil, dan 32 jenis ampibi.

Sedang jumlah total spesies satwa Indonesia yang terancam punah dengan kategori kritis (critically endangered) ada 69 spesies, kategori endangered 197 spesies dan kategori rentan (vulnerable) 539 jenis (IUCN, 2013). Kata Thomas

Bacaan Lainnya

Lanjut penyebab terjadinya keterancaman kelestarian satwa liar di Indonesia disebabkan oleh deforestasi dan degradasi hutan, perburuan dan perdagangan satwa liar, serta konflik satwa dan manusia.

Adapun tujuan Webinar kata Thomas untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pihak melalui penyebaran informasi dan literasi konservasi tentang kebijakan kelola satwa liar dimasa pandemi covid 19. Disamping itu untuk memperkuat jejaring kerja dan kerjasama dalam pengelolaan dan pelestarian satwa liar bersama para pihak.

Sementara itu Direktur KKH Drh. Indra Eksplotasia, M.Sc sebagai keynote speak menekankan pentingnya aspek biosafety dan biosecurity dalam pelepasliaran satwa liar dimasa pandemic covid-19.

“Apresiaisi kepada BBKSDA Sulsel dan juga peserta webinar atas antusiasnya mengikuti webinar dari awal sampai akhir yang berasal dari seluruh Indonesia” kata Drh Indra Eksplotasia, M.Sc

Sambutan Direktur KKH selanjutnya dielaborasi melalui pemaparan narasumber yang terdiri dari 2 sesi yaitu sesi pertama tentang kebijakan pengelolaan satwa liar, aspek legal dan kesejahteraan satwa liar dimasa pandemic yang dipaparkan secara berturut-turut oleh Ka Balai Besar KSDA Sulsel Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc., Ka Balai Gakkum LHK Wilayah Sulawesi Dodi Kurniawan, S.Pt., MH, dan Drh. Zulfikar Basrul, M.Sc. dari Fakultas Kedokteran UNHAS.

Disesi kedua didiskusikan tentang pembelajaran pengelolaan satwa liar di tingkat tapak oleh Manager Lembaga Konservasi Gowa Discovery Park (Idris) di Gowa Sulawesi Selatan, dan tentang kelola satwa liar bersama masyarakat di Pantai Mampie Polewali Mandar Provinsi Sulbar oleh ketua Sahabat Penyu (Yusri). Sesi kedua diakhiri dengan pemaparan oleh Anis Kurniawan selaku Direktur online news Klik Hijau tentang efektivitas literasi Konservasi dan Satwa Liar di era New Normal Life.

Antusias dan semangat peserta Webinar terlihat saat jalannya paparan materi. Jalannya webinar yang interaktif dipandu oleh ASN inspiratif 2018 Dr. Ir. Hunggul Yudhono, M.Sc dengan pembahas Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Oka, M.Sc (guru besar FAHUTAN UNHAS) dan Dr. Ikeu Sri Rejeki, SSi., M.Sc (analis data dan kebijakan DIT KKH).

Webinar menghasilkan beberapa catatan dan rekomendasi dalam pengendalian perburuan satwa liar, menegakkan hukum terhadap pelaku perburuan satwa liar illegal dan mengupayakan agar satwa yang dilepasliarkan adalah satwa yang betul-betul telah siap kembali ke alam.

Indonesia harus  mampu mengurangi jumlah satwa terancam punah, dapat menekan jumlah perdagangan satwa liar ke luar negeri dan dapat menyeleksi dengan baik calon penangkar dan lembaga konservasi dari segi finansial sehingga tidak kesulitan di masa pandemi.

Selain itu agar kegiatan pelestarian satwa liar lebih bergairah dan menunjang pemanfaatan satwa liar yang lestari, langkah berikut bisa dipertimbangkan yaitu mulai mengintensifkan kegiatan pengayaan habitat satwa di alam untuk menyiapkan pengembalian populasi di habitatnya (program pelepasliaran) terutama bagi jenis-jenis satwa yang rentan terhadap ancaman kepunahan.

Semoga peredaran satwa liar di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan tertib sehingga pelestarian satwa liar yang merupakan kekayaan bumi Indonesia bisa terjamin kelestariannya.

“Hasil diskusi lain yg tidak kalah pentingnya, bagaimana meningkatkan literasi dan awareness publik tentang pentingnya keberadaan satwa liar di alam sebagai bagian dalam keseimbangan lingkungan dan ekosistem.” kata Thomas usai webinar.

“Pembelajaran praktek cerdas yang dilakukan oleh masyarakat dan swasta tentang pengelolaan dan pelestarian satwa liar dengan tetap memperhatikan kesejahteraan satwa (animal welfare) dengan five freedom nya juga penting dipromosikan melalui media sosial dan online news untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pelestarian satwa liar,” Thomas menutup.

Selain peserta mendapat ilmu dan informasi, panitia juga menyiapkan sertifikat dan hadiah bagi peserta yang beruntung. Beberapa peserta dalam tanggapan dan pertanyaan memberi apresasi kepada BBKSDA Sulsel. “Luar biasa giat webinar selama tiga jam memberi ilmu baru tentang arti pentingnya keanekaragaman hayati.” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan