Liberalnews, Bantaeng – Kader Pasukan Mei Kesatuan Harapan Rakyat (Makhar), Muhammad Ilyas didapuk menjadi panglima Pengurus Pusat Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) menggantikan Denny Abioga pada Kongres ke IV yang digelar di Baruga Pantai Marina, Kabupaten Bantaeng.
Kongres yang bertajuk “Konsolidasi Kader Merah Hitam Menuju Kemajuan dan Kesatuan Organisasi” ini berlangsung alot, Minggu (23/12/2018) dengan 3 kandidat diplot untuk memperebutkan pucuk pimpinan pada organisasi yang dikenal konsisten pada pergerakan mahasiswa tersebut.
Mereka adalah Ilyas, Bany dan Nurul Iman, dengan dinamika pemilihan sangat kompetitif, Ilyas unggul dengan selisih lima suara dari Iman. Meski ada perdebatan, namun semua kandidat legowo dengan hasil akhir perolehan suara tersebut.
Salah satu Dewan Perjuangan yang hadir dalam Kongres tersebut, Adhi Bintang mengapresiasi sikap dewasa kader GAM dalam berorganisasi, tegas dia berharap kepada panglima terpilih untuk segera merumuskan agenda organisasi ke depan.
“Panglima terpilih harus membangun sinergi dengan semua kader. Segera tentukan agenda konsolidasi dan arah organisasi kedepan. Karena tidak ada alasan yang bisa diterima secara akal sehat jika organisasi ini berdiam diri,” kata Adhi.
Lanjut dia tuturkan, Indonesia sangat membutuhkan GAM yang konsisten mengawal kemajuan berbangsa dan bernegara. Olehnya itu, kata dia Panglima terpilih harus menjaga dengan baik GAM.
“Jaga organisasi ini, tetap pada garis perjuangannya,” ujarnya.
Eks Panglima dari periode ke periode juga hadir dalam kegiatan itu, masing-masing Rahmat Ardianyah (Panglima pertama), Adhi Puto Palaza (Panglima kedua) dan Denny Abiyoga alias Goseld (Panglima ketiga).
Goseld dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas dukunga semua kader dan angkatan pada periode kepengurusannya saat ini. Diapun berharap Panglima terpilih melanjutkan agenda perjuangan GAM yang menurut dia tidak bertepi.
“Mohon maaf, jika selama ini memang ada agenda organisasi yang tidak maksimal. Kami sadar, bahwa kendala itu selalu ada, tapi bukan menjadi tantangan. Pengurus ke depan adalah energi baru yang harus menghadapi segala tantangan ke republik ini,” tegasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa, pada Kongres organisasi yang mengusung motto “Jika Hatimu Bergetar Melihat Penindasan dan Jiwamu Berontak pada Ketidakadilan Maka Kau Adalah Kawanku” ini melakukan penggodokan Kitab Hitam (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) dan Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO).
“Ada yang berubah, tapi tidak menggeser subtansi organisasi. Perubahan itu kita harap bahwa organisasi ini selalu menyesuaikan diri dengan pergerakan masa,” ucapnya.
Sementara itu, Adhi Puto dan Rahmat Ardiansyah kompak merekomendasikan tugas besar kepada kepengurusan baru. Keduanya mengatakan, GAM tidak boleh alpha untuk melawan kesewenang-wenangan penguasa.
“Jika ada kesewenang-wenangan yang dengan nyata menindas rakyat, GAM harus berada di garda terdepan. Itu harus,” tegas Adhi Puto.
“Sekarang kesewenang-wenangan terhadap rakyat yang lemah dimata hukum sudah menjadi fenomena yang memalukan di negara kita. PR ke depan, GAM harus hadir memberikan pendampingan hukum kepada mereka. Ini tidak susah, karena sudah banyak senior kita yang berprofesi sebagai pengacara,” imbuh Rahmat.
Sementara itu, Panglima terpilih, Muhammad Ilyas berjanji untuk melanjutkan perjuangan GAM. Dia meminta dukungan semua elemen agar semua agenda organisasi dan konsolidasi di kepengurusannya berjalan sesuai harapan organisasi.
“Sesegara mungkin saya akan merumuskan agenda organisasi. Tentu tetap melakukan koordinasi dengan senior,” katanya.
“Soal perlawanan terhadap segala bentuk penindasan. Jangan ragukan kami. Tak ada pilihan lain kecuali melakukan perlawanan,” tandasnya.(*)