Intelijen.news, Makassar – Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) Sulsel bekerjasama dengan Perhimpunan Ahli Epidemiologi (PAEI) Sulawesi Selatan menggelar Diskusi Publik bertemakan “Mengawal Program Kesehatan Masyarakat di Tahun Politik”.
Diskusi yang dipandu oleh anggota dewan etik PERSAKMI Sulawesi Selatan, Dr. Arlin Adam, SKM, M.Si menghadirkan para Pemateri yang berasal dari berbagai kalangan dan profesional. Hadir Dr. H. Ajieb Padindang, SE, MM (Anggota DPD RI), Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, MSc.PH, Ph.D (Ketua Pengda Persakmi Sulsel), Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes, M.Med.Ed (Ketua Dewan Etik PP Persakmi) dan H. Moch. Husni Thamrin, SKM, M.Kes (Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulsel).
Diskusi publik ini berlangsung di Coffee Galang Daya di bilangan Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar Rabu, (25/4/2018). Intelijen.news, secara santai, humoris namun tetap kritis.
Dalam sambutannya, Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD sebagai Ketua PERSAKMI Sulsel, menyampaikan bahwa kesehatan itu adalah Beyond Health, faktor penentunya sangat kompleks bahkan sangat ditentukan oleh faktor politik, tentu politik yang dimaksudkan adalah politik pro orang sehat, politik kesehatan masyarakat.
Setelah acara dibuka, moderator, Dr. Arlin Adam, mengambil alih acara dan memandu pemateri dengan mempersilahkan para pemateri I antara lain, Dr. H. Ajieb Padindang, SE, MM, yang memberikan penekanan pada regulasi dan penganggaran kesehatan terkait dengan kesehatan masyarakat, pembuatan regulasi/UUD terkait kesehatan masyarakat, peningkatan sumber daya manusia kesehatan masyarakat hendaknya ditingkatkan
dan penganggaran kesehatan hendaknya tidak hanya dianggarkan untuk orang-orang yang sakit tetapi lebih diperuntukkan untuk orang-orang yang sehat agar mencegah untuk tidak sakit.
Selanjutnya pemateri II yaitu Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes, M.Med.Ed banyak mengurai peran serta tenaga kesehatan masyarakat, dan beliau menekankan bahwa kesehatan merupakan kebutuhan dasar yang melibatkan semua golongan umur, Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang urgent dan tidak bisa ditunda penyelesaiannya.
Kesehatan mencakup hingga unit terkecil dalam masyarakat yakni rumah tangga. Kesmas sebagai alat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat haruslah benar-benar dilibatkan dalam perencanaan RPJMN maupun RPJPD.
Kesmas berperan untuk mencegah pelaku politik sakit atau menjaga mereka untuk tetap sehat dan Mengubah mindset masyarakat dari paradigma sakit menjadi paradigma sehat.
Berikutnya Pemateri III yaitu H. Moch. Husni Thamrin, SKM, M.Kes, beliau memberikan penegasan kompetensi tenaga Kesmas, Penggodokan desentralisasi kesehatan, beliau menyampaikan bahwa puskesmas sebagai garda terdepan dalam usaha menjaga masyarakat yang sehat untuk tetap sehat, dan mencegah masyarakat yang sehat agar tidak jatuh sakit.
Lebih lanjut disampaikan Fakta-fakta empiris di lapangan tentang kesehatan masyarakat dan tenaga kesmas adalah: pemangku jabatan tertinggi dalam bidang kesehatan tidaklah pernah diberikan ruang untuk tenaga kesmas sehingga paradigma yang timbul adalah paradigma sakit; kesmas berada dalam gejala anomali; tenaga kesmas justru mengikuti arus kuratif sehingga tidak tercapai tujuan utamanya yaitu preventif dan promotif.
Selanjutnya pemateri terakhir dan tidak kalah pentingnya yaitu Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes, MSc.PH, Ph.D, yang menekankan perlunya Pengawalan program-program kesehatan masyarakat di tingkat nasional harus lebih ditingkatkan.
Program-program kesehatan masyarakat hendaknya bergandengan dan berjalan sejajar dengan bidang lainnya seperti pertanian, ekonomi, dan lain sebagainya. Tandas Sukri Palutturi
Kesehatan adalah pembahasan yang seksi, dimana pembahasannya tidak hanya di bidang kesehatan saja tetapi juga mencakup semua lapisan, pembahasan masyarakat ditingkat terendah sampai di tingkat nasional.
Penempatan lulusan-lulusan sarjana kesmas harusnya ditempatkan sebagaimana mestinya, the right man on the right place. Contohnya: kepala puskesmas hendaknya dipimpin oleh lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Kenapa begitu karena Kesmas merupakan suatu ilmu yang sangat kompleks.
Fungsi utama kesmas ada 3 yaitu: assesment (penilaian), assurance (jaminan), dan policy development (pengembangan kebijakan). Bagi kalangan penentu kebijakan terdapat perbedaan pemahaman tentang kesehatan, pelayanan kesehatan, kedokteran dan kesehatan masyarakat. Perbedaan pemahaman ini yang kemudian memberikan dampak terhadap perbedaan kebijakan yang diambil.
Setelah pemaparan pokok-pokok pikiran, dilanjutkan dengan diskusi. Banyak pertanyaan atau pernyataan yang muncul dari audiensi. Salah satu diantaranya adalah dari bapak Sukardi Pangade, SKM, M. Kes. tentang pentingnya orang kesehatan terlibat dalam pengambilan kebijakan, orang kesehatan harus menjadi aktor politik yang bisa mempengaruhi pengambilan kebijakan kesehatan.
Selain itu juga Andi Mansur Sulolipu, SKM, M.Kes, mahasiswa Program Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat memberikan saran kepada senator tentang pentingnya Konsil Tenaga Kesehatan Masyarakat diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2 tahun 2018 tentang Konsil Tenaga Kesehatan dan diwakili oleh PERSAKMI.
Diskusi publik ini dihadiri sekitar 100 orang berasal dari berbagai kalangan, ada unsur perguruan tinggi misalnya FKM Unhas, UMI, UPRI dan STIK Tamalatea, hadir juga beberapa pengurus PERSAKMI Cabang yaitu Luwu Timur, Barru dan Makassar.
Diskusi ini juga dihadiri oleh mahasiswa FKM Unhas baik S1, S2 maupun S3. Diskusi ini ditutup oleh moderator dengan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran dan kontribusi kita semua. (*)