Intelijennews, Makassar – Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah kota Makassar, menggelar pembukaan kegiatan Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan 1 (PFP1), di Pusat Dakwah Islam Muhammadiyah (Pusdim), Selasa (08/05/2018).
Pembukaan pelatihan dihadiri oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah se Kota Makassar dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar.
Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 08 – 13 Mei 2018, dengan mengangkat tema “Fasilitator KREATIF” diharapkan peserta mampu menjadi fasilitator yang Kreatif namun tidak hanya sampai disitu, filosofi dari kata Kreatif yang dicanangkan oleh PD IPM Kota Makassar diharapkan juga dapat tercapai.
Mewakili kepanitian, Rudi J. yang juga selaku koordinator acara mengutarakan, “Seorang fasilitator nantinya harus bisa mengarahkan, bukan dituntut untuk harus cerdas, dan harus pintar,” katanya.
Selanjutnya, Ketua Umum Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Makassar, Ibrahim dalam sambutannya, “IPM hari ini memiliki dua ruh pergerakan yakni ruh literasi dan ruh perkaderan. Ruh perkaderan ini yang membuat IPM masih bertahan sampai saat ini. Sehingga, dengan adanya PFP 1 ini dapat menciptakan fasilitator yang berkualitas yang merupakan penentu jalannya sebuah perkaderan,” ungkapnya.
Lanjutnya, diharapkan dengan terlaksananya PFP 1 ini mampu melahirkan fasilitator yang berkualitas. “Tes kemarin betul-betul menekankan tes untuk menghasilkan fasilitator yang berkualitas, serta mampu melahirkan generasi – generasi yang berkualitas. Dari kegiatan PFP 1 ini akan dioptimalkan keluarannya akan menjadi fasilitator ikatan pelajar muhammadiyah,” jelasnya.
Ust. Mirajuddin Nurdin, selaku ayahanda PDM kota Makassar menyampaikan dalam amanatnya, “Fasilitator TM 1 masih banyak melakukan kesalahan dalam pelaksanaan TM 1, maka perlu banyak membaca buku lagi banyak berdiskusi lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, fasilitator merupakan panutan bagi setiap peserta, maka dari itu fasilitator perlu mempersiapkan kualitas diri untuk menghadapi perkaderan.
“jangan hanya menjadi fasilitator yang over, dengan kata lain sotta-sotta, tetapi jadilah fasilitator penggerak, gerakkan lah organisasi,” tegasnya.
Disampaikannya, beberapa contoh kesalahan-kesalahan yang dilakukan fasilitator saat pelaksanaan TM1, “Tiba waktu makan, baik makan siang, makan malam atau makan sahur tidak mau makan bersama peserta, maunya saya, fasilitator makan bersama dengan peserta. Kalau tidak makan bersama nanti na ceritai ki itu,” ucapnya.
Akhir sambutannya, beliau memberi motivasi terhadap para peserta PFP 1 dan pimpinan-pimpinan lainnya, “Berkat organisasi, bisa menambah wawasan kita berilmu. Tekuni apa yang ada, hayati baik-baik. Setelah selesai, tolong kaji lagi di materi-materi TM1,” pungkasnya. (R/*)