PMI Maros Tindak Lanjuti Program CP3

Experience, Maros – Setelah sukses menggelar kegiatan Lokalatih Pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) bersama dengan Palang Merah Indonesia Pusat dan Internasional Federation Of Red Cross and Red Crescent Societes (IFRC) di Hotel Mercure Nexa Makassar pada agustus lalu, kali ini PMI Kabupaten Maros bersama PMI Pusat Kembali melaksanakan tindak lanjut program Community Epidemic and Pandemic Preparedness (CP3) di Aula di Taman Wisata Bantimurung, Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros selama empat hari yakni mulai dari 11 Hingga 14 Oktober 2022 kedepan.

Pada kegiatan tersebut para relawan desa yang menjadi target kegiatan CP3 di Kabupaten Maros dilatih sebagai Peserta lokalatih Pengendalian KLB dan SBM yang berasal dari dua desa di Kecamatan Simbang yang berjumlah 60 orang, dimana masing-masing 30 orang dari Desa Tanete dan Desa Samangki.

Adapun tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kapasitas masyarakat untuk siap siaga menghadapi risiko penyakit yang dapat menyebabkan kejadian luar biasa, peserta akan dibekali dengan berbagai materi dan kemampuan teknis untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari.

Pembukaan Kegiatan yang dilaksanakan di Baruga Taman Wisata Bantimurung dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Perwakilan PMI Pusat, Perwakilan PMI Provinsi Sulawesi Selatan, Perwakilan PMI Kabupaten Maros, Koordinator Program CP3 Kabupaten Maros, Fasilitator Lokalatih KLB dan SBM beserta seluruh peserta dan tamu undangan.

Kegiatan yang dibuka langsung oleh dr. H. Muhammad Yunus yang mewakili ketua PMI Maros yang sekaligus sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros “saya sangat bersyukur, karena dengan adanya program CP3 di Kabupaten Maros ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan kapasitas mereka dalam hal Pengendalian KLB.” Ungkapnya

Bacaan Lainnya

selain itu dia juga berharap agar semua peserta serius dalam mengikuti pelatihan agar dapat melakukan deteksi dini potensi KLB di wilayahnya masing-masing. “Melalui surveilans berbasis masyarakat ini kita bisa mendeteksi dini potensi penyakit dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat” imbuhnya.

Pernyataan tersebut sejalan dengan tujuan program pelaksanaan kegiatan CP3 ini yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat mencegah, mendeteksi, dan merespon ancaman penyakit yang ada di lingkungannya serta mampu mempersiapkan diri terhadap resiko Kesehatan di masa mendatang. Meningkatkan kapasitas PMI dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada masyarakat terhadap resiko kesehatan dan Membangun jejaring yang lebih kuat dengan pemerintah, pihak swasta, perguruan tinggi, organisasi kemanusiaan lokal maupun media dalam berkolaborasi untuk kesiapsiagaan epidemic dan pandemi.

Nurrista Agrestryana selaku staff divisi Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat PMI Pusat menjelaskan bahwa program ini sudah ada di 6 provinsi, kabupaten, kota yang didonori USAID melalui IFRC. “setelah ini akan ada berbagai kegiatan lainnya seperti sosialisasi, promosi Kesehatan dan lainnya” ungkapnya.(**/Anchank).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan