Sekolah Islam Athirah Sambut Rombongan BPIP RI, Gelar Temu Wicara dan Sosialisasi BTU

Makassar, Experience – Sekolah Islam Athirah menerima kunjungan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia pada Jumat (26/9/2025) kemarin di Jalan Kajaolalido, Makassar. Kunjungan itu dalam rangka kegiatan Temu Wicara dan monitoring Buku Teks Utama (BTU) yang digunakan dalam pembelajaran.

 

Rombongan BPIP dipimpin oleh Direktur Pengkajian dan Impelentasi Pembinaan Ideologi Pancasia, Dr. Irene Camelyn Sinaga AP., M.Pd., turut didampingi oleh Analis Kebijakan Ahli Madya BPIP, ⁠FX Benny Satrio Yulianto, S.H., M.Si., Analis Kebijakan Ahli Pertama BPIP, ⁠Winda Junita Ilyas, S.E., M.Si., Penelaah Teknis Kebijakan BPIP, ⁠Suryanto Kurniawan Putra, S.Psi., Penelaah Teknis Kebijakan BPIP, ⁠Muhammad Fayqul Falah, S.Fil, dan Penelaah Teknis Kebijakan BPIP, Sigit Adi Wijayanto, S.M.

Mereka disambut langsung oleh Kepala Departemen Kurikulum Sekolah Islam Athirah, Saharuddin, S.Pd. didampingi sejumlah kepala sekolah dan guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila.

Temu Wicara yang digelar ini menjadi forum dialog interaktif, pihak BPIP bersama manajemen Sekolah Islam Athirah berkomitmen mendorong berbagai strategi dalam penguatan karakter siswa melalui Pendidikan Pancasila.

Bacaan Lainnya

Menurut Irene, Sekolah Islam Athirah dipilih karena dinilai mampu menghadirkan tata kelola pendidikan yang baik, serta memiliki kebebasan mengembangkan nilai inti yang bisa dijadikan contoh bagi sekolah lain. Ia menilai, implementasi kurikulum Pendidikan Pancasila di Sekolah Islam Athirah sudah sesuai aturan pemerintah dan relevan dengan tantangan zaman.

“Sekolah ini bisa membuat core value-nya sendiri, nah ini yang kami kejar dan kemudian (berharap) diadaptasi oleh sekolah lain,” sebutnya.

“Kalau bisa semua sekolah begini, ramah, terbuka berdiskusi, dan punya semangat yang sama membangun,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Departemen Kurikulum Sekolah Islam Athirah, Saharuddin, menyebut kunjungan BPIP merupakan kesempatan emas bagi sekolah untuk berbagi wawasan sekaligus memperluas kolaborasi. Hal ini pun, kata Didin (sapaan akrabnya), menjadi bukti bahwa Sekolah Islam Athirah sudah cukup dikenal secara nasional.

“Kehadiran BPIP menjadi kehormatan dan peluang besar bagi kami,” ungkapnya.

Didin menjelaskan, nilai-nilai Pancasila di Athirah telah diintegrasikan tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga melalui program ekstrakurikuler dan budaya sekolah. Contohnya, pekan budaya untuk menumbuhkan persatuan, kegiatan ibadah dan sedekah sebagai implementasi sila pertama, hingga program sosial dan amal yang mencerminkan sila kelima.

Terkait tantangan, Didin menekankan pentingnya mengemas Pancasila secara relevan bagi generasi muda. Menurutnya, anak-anak saat ini hanya menghafal sila, namun belum mencintai Pancasila secara mendalam.

“Pancasila harus bersaing di dunia digital dengan ideologi lain seperti kapitalisme atau liberalisme. Kalau tidak relevan, anak-anak bisa menganggap ideologi luar lebih keren. Karena itu, Pancasila harus dipertahankan mati-matian sebagai ideologi negara,” pungkas Didin.

BPIP sendiri berencana menindaklanjuti kunjungan ini dengan langkah konkret, mulai dari analisis, diskusi bersama para guru, hingga kemungkinan pengembangan proyek percontohan (Pilot Project) pada tahun mendatang.(*)

Editor//Experience//Online//Hasim.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan