Maros, Experience — Objek tambang Sungai Dusun Malolo Desa Bonto Manai Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros menjadi sorotan penggiat LSM pasalnya Irigasi Pertanian Milik warga Telah Terlihat Mengering.
Mengakibatkan Hasil panen persawahan milik penduduk sekitar Terancam gagal panen diduga akibat ulah penambang batu sungai yang telah menguras batu dan pasir sungai.
Sapar selaku Pengurus DPC LSM APAK RI Kabupaten Maros bersama Tim melakukan
Pemantauan kewilayah Dusun Malolo Desa Bonto Manai Kecamatan Tompo Bulu, memastikan langsung apa yang telah terjadi di sungai tersebut.
Setelah melakukan pemantauan dilapangan, Sapar menjelaskan bahwa, kondisi sungai saat ini sangat parah dan dampak dari Pengerukan batu sungai dan pasir, jika tidak dikelola dengan baik, dapat berdampak menyebabkan kerusakan serius pada ekosistem alam.
“Jika diperhatikan sungai ini sangat parah, dimana sungai tersebut sudah terlihat seperti danau,lebar dan lebih rendah dari pada irigasi ke persawahan milik warga, ini adalah dampak negatif dari penambangan batu sungai yang di keruk oleh perusahaan PT .Optima Jaya Sakti.
Lanjut..”Kami meminta kepada aparat penegak hukum (APH) dan Pemerintah Kabupaten Maros agar melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan PT Optima Jaya Sakti yang melakukan pengerukan hingga persawahan milik warga terancam gagal panen kedepannya.”Ucap Sapar. Maros, Senin (21/4/2025).
Sapar juga akan mempertanyakan izin tambang milik PT.Optima Jaya Sakti apa benar ada atau tidak.dan jika ada, sejak kapan dimulai ijin pengerukan batu sungai itu dan sampai kapan akan dikeruk jika memang mengantongi izin.
“Jika memang Perusahaan PT. Optima Jaya Sakti mempunyai ijin menambang batu sungai, kami mau tau, sejak kapan sungai itu di keruk dan sampai kapan masa berakhir nya,apaka ini penambangan jangka pendek atau ka penambangan jangka panjang.”Jelas Sapar.
Disamping itu salah satu warga sekaligus Tokoh Masyarakat bernama Haji Bangun yang juga terkena dampak dari pengerukan batu sungai yang saat ini persawahan milik nya tak dapat lagi pengairan dari air sungai mengatakan.
“Kami berharap perusahaan yang mengeruk batu sungai,bisa bertanggung jawab untuk membantu masyarakat mencari kan solusi, bagaimana air sungai bisa kembali mengaliri persawahan milik masyarakat sekitar.” Kata H. Bangun.
Haji Bangun menambahkan, kurang lebih 25 Hektar persawahan milik masyarakat sekitar yang dulunya bisa digarap sampai tiga kali panen dalam setahun, kemungkinan tahun ini akan gagal panen.
“Sebetulnya bulan empat ini, masyarakat pemilik ladang persawahan sudah mulai bekerja untuk menanam benih padi, namun karena air sungai tak lagi masuk di persawahan, kemungkinan besar persawahan milik warga akan gagal panen tahun depan.” Sambung H.Bangun.
Sementara itu, dikutip dari laman sekretariat Kabinet Republik Indonesia
Presiden ke 8 Republik Indonesia Prabowo Subianto menekankan pentingnya swasembada pangan dan energi dalam pidato perdananya di hadapan Sidang Paripurna MPR RI usai dilantik menjadi Presiden periode 2024-2029, di Gedung Nusantara MPR-DPD-DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Minggu (20/10/2024) pagi.
Presiden mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian global yang terjadi saat ini, Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan dalam waktu yang singkat. Menurutnya, dalam situasi krisis global, tidak ada negara yang akan memprioritaskan penjualan komoditas penting, seperti pangan.
“Karena itu tidak ada jalan lain, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan, kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Presiden.
Kepala Negara optimis, bahwa dalam empat hingga lima tahun ke depan, Indonesia tidak hanya akan mampu swasembada pangan, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia.
“Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat empat sampai lima tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan, kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” tegasnya.
Namun saat ini masyarakat di Dusun Malolo Desa Bonto Manai Kecamatan Tompobulu Kabupaten berharap kepada pemerintah kabupaten Maros dan khusus nya perusahaan PT Optima Jaya Sakti, bisa memberi kan solusi agar persawahan milik masyarakat bisa kembali di garap dengan luas lahan persawahan, kurang lebih 25 hektar persegi.(*)
Editor//Experience//Online//Hasim.