Tulisan ini saya buat atas dasar penulusuran asal usul kedua tokoh yang membuat nalar saya ingin menuliskan kesamaan ini.
Lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan 25 Juni 1963 sosok B.J Habibie yang menjadi saksi sejarah reformasi 1998 dengan anjloknya perekonomian negara Indonesia.
Beliau berhasil memotong nilai tukar rupiah yang meroket hingga ke level Rp6.500 per dollar AS yang tidak akan pernah dicapai lagi pada era pemerintahan selanjutnya telah membuat Bank Indonesia menjadi independen.
Setelah mendampingi Presiden Soeharto sebagai Wakil Presiden beliau menjadi pelaksana tugas Presiden yang mampu membuat Indonesia menjadi kondusif pasca reformasi 1998.
Ini menjadi kebanggan warga Kota Pare-Pare dan Sulawesi Selatan pada umumnya sehingga beliau diapresiasi dalam beberapa kebijakan seperti pembangunan monumen cinta Habibie-Ainun,
Pembangunan rumah sakit daerah Ainun-Habibie, penggunaan nama sebagai ruas jalan protokol serta usulan pendirian institut teknologi Habibie di Kota Pare-pare.
Sejak beliau meninggal dunia di Jakarta pada 11 September 2019, seolah ada pesan yang selalu beliau ucapkan di setiap kesempatannya bahwa segala bentuk harapan dan cita-cita bagi bangsa ini di titipkan pada para generasi pelanjut salah satunya adalah sosok Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah yang merupakan Profesor pertama yang menjadi Kepala Daerah di negeri ini dikenal sebagai tokoh pembangunan daerah dari masa kepemimpinan dari Kabupaten Bantaeng hingga saat ini menjabat sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan.
Titisan sosok itu lahir pula ternyata lehir dari Kota Pare-pare yang selama ini menjadi sejarah masa kecil presiden ke-3 Republik Indonesia B.J. Habibie.
Segala bentuk harapan dan cita-cita warga Sulawesi Selatan saat ini berada di pundak beliau. Berbekal pengalaman dua periode di Kabupaten Bantaeng. Beliau berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan sembilan juta warga Sulsel.
Disinilah letak saya melihat ada persamaan antara Bapak Presiden B.J. Habibie dengan Bapak Nurdin Abdullah yang sama-sama mengabdikan dirinya untuk rakyat dan kepentingan bangsa Indonesia.
Perlu banyak bekal dan pengalaman untuk menjadi seorang Presiden seperti B.J Habibie tetapi titisan itu sudah nampak dari sosok putra kelahiran Pare-pare pula bapak Nurdin Abdullah.
Harapan saya semoga Eyang Habibie diberikan tempat yg layak disisi ALLAH SWT serta amal jariyah terhadap bangsa dan negara selalu menyertainya. Amin (IS)