Selagi.id, Makassar – Hasanuddin Centre for Tobacco Control And Non-Communicable Disease Prevention (Hasanuddin CONTACT) pada 1st Symposium on Tobacco Control and Non Communicable Disease Prevention kepada Prof. Sukri Palutturi, PhD, Ketua Tim Task Force Penyusunan Peraturan Rektor Unhas tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Dalam uraiannya pada symposium tersebut yang diselenggarakan pada hari Sabtu, (14/7/2018) di Auditorium RS Pendidikan Unhas, dihadiri oleh sekitar 500 orang dalam dan luar negeri mengemukakan bahwa, ada dua tempat dan waktu sebagai sarana berhenti merokok yaitu pada saat naik pesawat dan bulan puasa.
Hampir bisa dipastikan 100 persen pada saat seseorang naik pesawat tidak ada yang merokok, meskipun mereka adalah perokok berat. Seseorang dipaksa untuk berhenti merokok. Orang bisa berhenti merokok tergantung lamanya penerbangan. Kalau Indonesia Australia mungkin bisa 6-8 jam, Indonesia Jepang bisa 7-10 jam atau bahkan kalau ke Amerika bisa berhenti merokok 30 jam. Seseorang bisa menahan untuk tidak merokok meskipun mereka adalah perokok berat. Maka terbang dengan naik pesawat adalah latihan untuk berhenti merokok.
Demikian halnya dengan puasa, bulan puasa adalah sarana untuk berhenti merokok. Lama puasa tiap negara beragam, Indonesia rata2 lama puasa menahan untuk tidak makan 13-14 jam, Aljazair 16-17 jam, Skandinavia 20 jam dan Finlandia 23 jam. Semakin lama rentang waktu menahan untuk tidak makan, semakin lama pula seseorang menahan untuk tidak merokok, belum termasuk puasa Senin Kamis. Maka puasa adalah sarana latihan berhenti merokok.
Unhas berkomitmen untuk menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan akan Launching pada tanggal (13/8/2018) dirangkaikan saat Penerimaan Mahasiswa Baru t/a Unhas 2018 yang akan dihadiri oleh sekitar 7000 mahasiswa/mahasiswi dan dilaksanakan di GOR Unhas.
Sementara itu Prof. Dr. dr. Alimin Maidin, MPH menyampaikan apresiasi kepada semua pembicara dan peserta yang aktif pada symposium ini.
Sekedar diketahui, beberapa pembicara yang hadir antara lain adalah Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes., MSc.PH, menguraikan tentang penyakit tidak menular di Makassar, pembicara dari kalangan businessman yang peduli tentang KTR dan sesi student dalam dan luar negeri. Sebagai Keynote speaker adalah Prof. Tomoyuki Shibata dari Northern Illinois University. (*)