Selagi.id, Makassar – Konstalasi politik yang makin memanas di kota Makassar, seolah tak melihat dan menilai lagi sisi kemanusaian, peran politik pun berpengaruh hingga pada tenaga sukarela pada instasnsi pelayanan publik.
Salah satu instansi kantor pelayanan publik kelurahan pampang tega melakukan pemecatan terhadap tenaga sukarelawan lantaran beredar photo di medsos saat dirinya berfose dengan salah satu kandidat calon Walikota Makassar.
“tidak ada maksudku mempertonton kan dan berpihak sama salah satu calon, saya photo itu murni hanya sebagai koleksi dan kebanggaan pribadi” ujarnya kepada selagi.id.
Endang adalah korban pemecatan sepihak dari kepala kelurahan pampang saat mengetahui bawahan nya berpose dengan calon Walikota Makassar Munafri Arifuddin yang pada saat foto selvie tersebut calon walikota itu berkunjung pada rangkaian kegiatan khitanan puteri ketua LMPI Sulsel.
Sri Endang Harjuniyati menuturkan usai menghadiri acara khitanan tersebut pada ke esokan harinya korban telah dipanggil menghadap dan di pecat lurah pampang secara lisan.
Endang pun memperlihatkan photo dengan kandidat lain yang juga menjadi salahsatu koleksi pribadinya kepada selagi.id Makassar.
“kenapa photo itu jadi malapetaka buat saya dan kehidupan saya” tandasnya kepada Selagi.id Jum’at (26/1/2018), dengan wajah sedih dan linangan air mata.
Sementraa itu lurah pampang yang di sapa Zarah saat ingin di konfitmasi terkait pemecatan tersebut enggan mengangkat telfon atau pun membalas pertanyaan media pada pesan singkat Whatsaap lurah pampang.
Senada dengan persoalan tersebut, pengamat pemerintahan yang juga Dekan Fisip Univ Bosowa Arief Wicaksono yang dikonfirmasi, berharap agar pemimpin jangan menghukum masyarakat yang tidak sesuai konteks.
Menurutnya hal ini kadang terjadi sebagai cermin bila menganggap diri sebagai pemimpin yang berkuasa penuh atas masyarakatnya sehingga bisa saja memutuskan dan menjatuhkan hukuman yang akhirnya tidak sesuai konteks
Dirinya menggambarkan kalau si Andi Amal yang membagikan tautan atau si gadis yang berpose, dirinya kira tidak jadi masalah, apalagi karena bukan juga ASN ? Namun kalau juga ASN, jangankan memecat, memutasi yang bersangkutan saja, dilarang oleh regulasi.
Lanjut menurutnya jika benar hanya relawan, dia justru melihatnya sebagai keuntungan buat pak Appi sebagai penantang incumbent dan sudah pasti merugikan incumbent. Malah lebih jauh, saya melihat hal yang lucu pada peristiwa itu, kok relawan dipecat? Memangnya ada ya aturan tidak boleh memecat relawan? terang Arief Wicaksono yang akrab disapa kak Ripex.
Dengan ibah Ripex berharap dapat bercermin, bahwa mungkin sebagian besar masyarakat kita masih seperti itu perilakunya, sekaligus cermin bahwa seperti itulah perilaku kita jika kita menganggap diri kita berkuasa sepenuhnya atas masyarakatnya.(yy/*)