Makkunrai Institute Kolaborasi Seni untuk Pemberdayaan dengan SDN 3 Bangkala-Antang

Makassar, Experience – Makkunrai Institute menggelar pertemuan perdana Program Beasiswa Kelas Pengembangan Diri dan Kepribadian Anak Perempuan Berbasis Seni di SDN 3 Bangkala-Antang, Minggu (13/04/2025).

 

Kegiatan ini menjadi langkah awal dari program seni yang menyasar anak-anak perempuan di wilayah Antang dan Manggala, khususnya dari komunitas rentan di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang.

Agenda pertemuan mencakup pengenalan program kepada peserta, pendamping, dan pelaksana, serta penandatanganan MoU atau formulir kesediaan sebagai penerima beasiswa.

Program ini akan berlangsung selama lima bulan, mulai April hingga Agustus 2025, mencakup kelas rutin, sesi pra-resital pada bulan Mei, hingga puncak acara Gelar Karya yang direncanakan bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI.

Bacaan Lainnya

Sebanyak tujuh anak dari berbagai sekolah—termasuk SDN 3 Bangkala, SD Inpres Tello Baru 2, SD Muhammadiyah, serta anak-anak dari sekitar TPA Antang—telah terpilih sebagai peserta perdana kelas seni ini.

Program ini digagas oleh Makkunrai Institute dan dilaksanakan secara kolaboratif dengan Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar (FSD UNM), Samata Foundation Landscape, Sanggar Seni SMARTBAR SMA Islam Athirah Bukit Baruga, serta ART VOLTS.

Menurut pendiri Makkunrai Institute, Nurhikmah, kegiatan ini lahir dari keprihatinannya atas persoalan sosial yang ia saksikan langsung di lingkungan tempat tinggalnya—yang kini juga menjadi kantor lembaga.

Ia menyoroti isu-isu seperti putus sekolah, pernikahan dini, serta minimnya akses anak-anak, terutama perempuan, terhadap ruang pengembangan diri dan pendidikan karakter.

“Saya berharap kelas seni ini dapat menjadi ruang alternatif yang bermakna dalam pendidikan karakter bagi anak-anak yang membutuhkan. Tidak hanya membekali mereka dengan keterampilan seni, tetapi juga membentuk kepercayaan diri, keberanian, dan daya tahan dalam menghadapi tantangan sosial. Lewat proses belajar yang menyenangkan dan partisipatif, anak-anak diharapkan mampu mengembangkan empat kompetensi utama: berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif,” jelas Hikmah.

Untuk tahap awal, kelas akan difokuskan pada pengenalan Tari Padduppa, salah satu tarian tradisional Sulawesi Selatan yang sarat nilai filosofis tentang penghormatan, penyambutan, dan kebaikan. Tari ini dipilih sebagai sarana awal untuk menanamkan nilai karakter dan sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal.

Makkunrai Institute juga membuka ruang diskusi tentang peluang artpreneurship sebagai alternatif mendukung ekonomi keluarga tanpa mengorbankan hak anak untuk belajar. Banyak ruang belajar nonformal yang tidak berkelanjutan karena anak-anak kembali terlibat dalam pekerjaan domestik atau informal yang justru menjauhkan mereka dari pendidikan.

Hikmah menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya membangun kesadaran kolektif, khususnya di kalangan perempuan, tentang pentingnya menciptakan ruang belajar yang aman, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan anak-anak.

“Anak perempuan menjadi fokus utama kami karena mereka adalah kelompok paling rentan sekaligus memiliki potensi besar sebagai agen perubahan. Kami ingin membekali mereka sejak dini agar tumbuh dengan karakter kuat, nilai luhur, dan kemampuan untuk menentukan arah hidup secara mandiri,” ujarnya.

Kepala SDN 3 Bangkala, Muhammad Faisal, menyambut positif inisiatif ini. Ia adalah rekan sekaligus sesama alumni Guru Penggerak Angkatan 9 bersama Nurhikmah.

“Saat Bu Hikmah menyampaikan gagasan ini, saya langsung bilang: jadikan sekolah kami sebagai salah satu titik kegiatan. Ini kesempatan besar bagi anak-anak kami,” ungkap Faisal.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan sekolah dalam kegiatan sosial seperti ini menjadi bentuk nyata komitmen satuan pendidikan dalam memperluas akses pembelajaran yang menyentuh dimensi karakter dan kehidupan nyata.

Melalui kolaborasi lintas lembaga dan dukungan berbagai pihak, Makkunrai Institute berharap program ini dapat menjadi cikal bakal lahirnya ruang belajar yang melahirkan generasi kreatif sekaligus tangguh secara sosial, emosional, dan budaya.

Editor//Experience//Online//Hasim.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan