Intelijennews, Makassar – Rekreasi sambil berkreasi. Begitulah aktivitas murid-murid SDN Borong Makassar, mengisi liburan di hari Minggu (06/05/2018). Sekira 30-an murid mengunjungi Fort Rotterdam, bukan hanya untuk jalan-jalan menikmati kemegahan benteng bersejarah itu tapi untuk belajar melukis pada seorang maestro seni lukis tanah liat, Zaenal Beta.
Anak-anak terlihat gembira dan antusias untuk mengekspresikan bakat seninya. Mereka hanya diarahkan sebentar untuk mencermati bangunan sekelilingnya, lengkap dengan taman yang cukup tertata apik. Setelah itu, masing-masing anak mengambil posisi untuk menggambar, sesuai objek yang diminati.
“Anak memang perlu dikasi keleluasaan untuk menggambar apa saja, termasuk alat gambar apa yang mereka suka gunakan,” ujar pelukis yang rambutnya sering dikuncir itu.
Meski begitu, Zaenal Beta akan menyelaraskan gambar atau lukisan anak-anak dengan program-program yang dikembangkan di sekolah, seperti gambar-gambar alam dan lingkungan hidup yang sesuai dengan Program Adiwiyata dan lain-lain.
Menurut lelaki yang di awal 2018 berpameran di sebuah mal di Makassar ini, konsep yang akan dilakukan terhadap murid-murid SDN Borong, yakni mewarnai dengan pengembangan objek yang sudah disediakan, kegiatan menggambar bebas, serta menggambar bersama dengan kakak-kakak pelukis yang beberapa di antaranya juga berguru padanya. Harapannya, dengan melukis bersama, anak-anak semakin termotivasi untuk terus mengembangkan hobi dan bakatnya, khususnya di bidang seni lukis.
Selama melakukan aktivitas di benteng yang punya nama lain sebagai Benteng Panynyua ini, anak-anak ditemani guru-gurunya, yakni Andi Etty Cahyani, S.Pd, Rosmiati, S.Pdi, Andi Sumiati, S.Pd, Fatma Wati, S.Pd, Nurani, S.Pd, dan Hj. Siti Rabiah, S.Pd. Para guru hadir menyemangati murid-muridnya yang asyik menggambar.
Kepala SDN Borong, Dra. Hj Hendriati M.Pd memberi apresiasi pada Zaenal Beta yang mau meluangkan waktunya membina murid-muridnya. Kepala sekolah yang akrab disapa Bu Indri itu melihat ada bakat anak-anak yang perlu terus diasah.
“Kami di SDN Borong ini yakin, dengan pembinaan dari orang yang tepat, insya Allah bakat anak-anak di bidang seni dan lainnya akan berkembang. Bahkan suatu ketika akan menuai prestasi membanggakan,” jelasnya optimis.
SDN Borong kini tengah mempersiapkan diri sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA), karena itu mereka meminta Zaenal Beta dan Rusdin Tompo–yang punya rekam jejak di dunia advokasi anak—sebagai fasilitator. Anak-anak yang hadir di Fort Rotterdam itu bagian dari pembinaan yang tengah dilakukan.
“Kita berharap nanti ada sanggar seni atau ada kelompok anak yang merupakan perwujudan hak partisipasi anak,” tutup Indri. (R/*)