Experience, MAKASSAR — Survei Litbang Kompas terhadap elektabilitas partai menunjukkan hasil mengejutkan. Versi survei tersebut, Partai Demokrat kini masuk tiga besar parpol dengan elektabilitas tertinggi.
Survei Litbang Kompas ini digelar pada 17-30 Januari 2022 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi.
Responden ditanya melalui wawancara tatap muka. Menggunakan metode tersebut, tingkat kepercayaan survei ini 95% dengan margin of error plus-minus 2,8%.
Terkait hasil survei tersebut, politisi Partai Demokrat Sulsel Ni’matullah menegaskan Partai Demokrat masuk tiga besar sebagai partai politik elektabilitas tertinggi mempertegas bahwa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sekitar dua tahun terakhir sangat efektif dan tentunya direspon positif oleh masyarakat Indonesia.
“Efektif karena mas AHY (sapaan akrabnya) mampu mengkosolidasikan dan mensolidkan kader di seluruh Indonesia, sehingga bisa seirama langkahnya, satu frekuensi cara berpikirnya, sehingga sebagian masyarakat bisa menaruh simpati dan mau menitipkan harapannya kepada Partai Demokrat,” terang Ni’matullah.
Terlebih, sambung Calon Ketua Partai Demokrat Sulsel ini, mengingat Partai Demokrat berada di luar pemerintahan dengan situasi yang tidak mudah. “Terbukti, malah kita pernah diganggu serius dengan KLB abal-abal, dan kami semua bisa menghadapi dengan baik tanpa cara-cara yang anarkis,” sebut Ulla–sapaan akrabnya.
Wakil Ketua DPRD Sulsel ini mengatakan angka 10,7% tentunya juga menunjukkan bahwa masih cukup besar jumlah masyarakat yang tetap menjaga akal sehatnya dan menginginkan hadirnya perubahan dalam pengelolaan pemerintahan yang lebih rasional dan memihak kepada rakyat.
“Kami di daerah, merasa lebih percaya diri dalam menghadapi event-event politik di masa mendatang. Dengan demikian berkewajiban ikut menjaga trend positif tersebut, bahkan berkontribusi agar survei Partai Demokrat bisa lebih meningkat lagi di masa-masa yang akan datang,” lanjut Ni’matullah.
Adapun caranya, menurut Ulla, adalah pengurus dan kader-kader partai terus aktif menjadi bagian yang peduli terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. “Juga yang cukup penting, adalah menjaga supaya tidak ada kader utama partai (khususnya, anggota legislatif dan kepala daerah) yang terjerat kasus-kasus yang fatal dan memalukan, seperti terlibat korupsi misalnya,” kunci Ni’matullah. (**/Rls)