MAKASSAR,-Pertama kali dalam sejarah Lembaga Penelitian Mahasis (LPM) Penalaran Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam melaksanakan kegiatan Pelatihan Penelitian Metedologi Penelitian (PMP). Kali ini PMP yang ke-23 dilaksanakan dengan menggunakan metode model blended learning.
Untuk diketahui, Model blended learning pada dasarnya merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual. PMP ke-23 dilaksanakan mulai tanggal 23/10/2020 hingga 25/10/2020, untuk tatap muka digelar di Gedung Bahasa Arab UNM, sementara daring melalui aplikasi Zoom.
Koodinator Pantia Pengarah (Paper) PMP ke-23, Sakina Amaliah Pratiwi, ia berdalih PMP di tahun ini menggunakan model blended learning karena ingin menyesuaikan dengan sistem pembelajaran yang ada di dunia perkuliahan.
“Setelah peserta di identifikasi kesediaannya mengikuti pelatihan, ternyata ada peserta yang belum di izinkan ke makassar sehingga harus menjalani pelatihan secara daring,” jelasnya.
Lanjutnya, kendati PMP dilakukan dengan cara daring dan luring. Kata Sakinah, hal tersebut tidak mengurangi perlakuan pemateri dalam memberikan materi kepada para peserta PMP yang ke-23.
Namun, Sakinah mengaku metode yang susah diterapkan yakni melalui daring. Sebab katanya, sulit dalam mengevaluasi peningkatan pemahaman peserta pelatihan.
“Hal lain yang dievaluasi adalah lembar observasi autentik yang dilakukan kepada peserta selama menerima materi, sehingga peserta perlu diobservasi selama pemberian materi berlangsung melalui layar,” tuturnya.
Sementara salah satu peserta PMP, Alifyaramadani Hidayah mengaku lebih senang mengikuti PMP dengan metode daring. Menurutnya, PMP metode daring bisa dekat sama orang tua karena pelaksanaannya di rumah. Kendati ia harus kendala masalah jaringan yang tidak stabil.
“Dukanya jaringan biasa kurang stabil,jauh dari teman-teman kelompok saat melakukan diskusi kelompok walaupun bisa melalui daring tapi jauh lebih nyaman dan seru jika secara langsung,” tuturnya.