Maros — Experience, Lembaga penyalur Pertamina skala kecil yang disiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM nonsubsidi, LPG nonsubsidi, dan produk Pertamina ritel lainnya yang dilakukan oleh Pertashop dimana selaku perpanjangan tangan dari pihak pertamina terus merugi.
Hampir 2 tahun terakhir semua pengusaha Pertashop merugi, dikarenakan Naiknya harga BBM jenis Pertamax yang diakibatkan oleh perang Rusia dan Ukraina, Hal ini mengakibatkan pengusaha Pertashop milih tutup ada juga tetap buka meski mengalami kerugian operasional dikarenakan harus tetap membayar kredit di Bank. ( 14/8/2023 ).
Di hubungi via WA Sekretaris DPD Perhimpunan Pertashop Merah Putih Indonesia Sulawesi (HPMMI) H. M. Maulana Azis membenarkan hal tersebut ” Pengusaha Pertashop hampir semua mengalami kerugian, kemampuan untuk membayar kredit menurun bahkan banyak yang tidak mampu lagi sehingga harus menjual aset lainnya, kita minta pihak perbangkan jangan nagih dulu, atau beri kebijakan lain, karena ini bukan kehendak pengusaha atau pertamina.
“Kita sementara menunggu tindaklanjut dari pertemuan tersebut teman-teman rata-rata sekarat tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik dikejar-kejar angsuran kredit perbangkan” Tambah Maulana Azis.
Situasi ini bisa dikatakan forcemajeur keadaan memaksa (overmatch) adanya perang Rusia dan Ukraina, barang yang kami jual adalah barang import harganya juga mengikuti situasi internasional yang menyebabkan debitur gagal menjalankan usaha dan kewajibannya kepada pihak kreditur karena kejadian di luar kuasa mereka” Imbuh Maulana
Belum lama ini pengusaha Pertashop se Indonesia mengadakan audensi dengan Komisi VII DPR-RI dalam audensi tersebut pengusaha Pertashop se Indonesia meminta pemerintah bereaksi terhadap permasalahan ini, karena ini adalah program pemerintah yang dilaksanakan oleh PT. Pertamina Persero. (A)